Mengubah Limbah Tahu menjadi Energi Bersih
Sebagai bagian dari program magang saya dengan Biogas Rumah (BIRU) tahun 2018, saya cukup beruntung karena dapat mengunjungi beberapa pengguna reaktor biogas di berbagai tempat di Jawa Tengah. Namun, reaktor biogas di Pabrik Tahu Sari di Cokro, Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sejauh ini adalah yang paling berhasil yang pernah saya saksikan. Saya bertemu dengan Pak Suyoto, manajer produksi pabrik di pagi hari Rabu yang sejuk di bulan April untuk belajar tentang cara pabrik tersebut mengubah limbah yang dihasilkan menjadi energi bersih. Dengan senyuman di wajahnya, Pak Suyoto menjelaskan kepada saya bahwa dua buah reaktor biogas berkapasitas 12 m3 di sebelah pabrik dan sawah memberikan berbagai manfaat untuk pabrik itu.
“Sejak kami membangun reaktor biogas di tahun 2016, manfaat yang kami dapatkan dari biogas banyak sekali, tidak hanya dari gas gratis yang kami gunakan untuk merebus kacang kedelai, namun juga dari ampas biogas (bio-slurry) yang kami gunakan untuk memupuk sawah di sebelah pabrik,” jelas Pak Suyoto sambil berjingkat saat kami melangkah di lantai pabrik.
Pabrik Tahu Sari adalah pabrik tahu komersial yang memproduksi 1,6 ton tahu per harinya dan mempekerjakan lebih dari 45 orang penduduk setempat dari desa-desa sekitarnya. Sumber energi reaktor-reaktor biogas berasal dari limbah produksi tahu yang juga disebut sebagai air dadih. Saat kedelai direbus dan dipotong-potong menjadi potongan seukuran tahu, residu yang kaya zat hara meluber ke lantai dan mengalir ke saluran inlet biogas. Di sana, limbah tersebut mengalami reaksi kimiawi yang menghasilkan gas, yang kemudian digunakan untuk merebus kacang kedelai. Sungguh sangat menyenangkan untuk menyaksikan inisiatif dari usaha yang memanfaatkan biogas dalam skala industri besar. Pak Suyoto juga menjelaskan dengan memanfaatkan biogas membuatnya merasa bahagia karena pabrik tersebut tidak mencemari lingkungan sekitar.
“Kami sekarang hanya menggunakan LPG bila benar-benar diperlukan, dan hal itu jarang sekali,” ujarnya.
Tidak hanya memanfaatkan biogas sebagai sumber bahan bakar utama untuk merebus tahu, mereka juga menghasilkan banyak sisa biogas yang digunakan untuk merebus air untuk membuat teh.
Tampaknya ada kecenderungan yang meningkat di Indonesia yang menekankan kesadaran lingkungan dan untuk melakukan perubahan. Lewat usaha yang tidak kenal lelah dari organisasi-organisasi seperti Rumah Energi dengan Program BIRU-nya, berbagai industri dengan skala komersial menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi pada praktik-praktik yang dapat mencemari lingkungan. Dalam upaya untuk menjamin masa depan yang berkelanjuta, usaha-usahan bisni mulai mengubah perilakunya yang mencerminkan adanya rasa tanggung jawab yang baru. Pemanfaatan biogas dalam skala komersial telah menunjukkan kepada saya bahwa dunia usaha dapat mengurangi jejak karbon dengan beralih ke sumber-sumber energi alternatif apabila mereka memiliki kemampuan dan berbagai sarana untuk melakukannya. (Shaun Lindfield).