Berkat Kredit Tanpa Bunga
Pak Suyono merupakan salah satu pengguna setia biogas dari Desa Tawangargo, Kec. Karangploso, Kab. Malang, Jawa Timur. Sudah hampir satu dekade Pak Suyono telah menggunakan biogas sebagai sumber energi bersih untuk memasak di rumah dan pemanfaatan bio-slurry sebagai pupuk alami untuk pertaniannya. Rata-rata rumah warga Dusun Leban adalah rumah permanen yang terbuat dari batu bata. Mayoritas berprofesi sebagai petani. Merupakan sentra penanaman hortikultura terutama sayur mayur terbesar keempat di Malang Raya setelah Kota Batu, Kecamatan Pujon dan Kecamatan Poncokusumo.
Sebagai peternak yang memiliki jumlah 9 ternak sapi perah, Pak Suyono tertarik untuk membangun biogas di tahun 2010 berawal dari sosialisasi biogas yang dilakukan di KUD Karangploso. Pak Suyono begitu semangat untuk segera melakukan pembangunan karena adanya kerja sama antara Yayasan Rumah Energi dan Nestle Indonesia untuk penyedia kredit 0% (tanpa bunga) untuk pembangunan biogas khususnya di program Biogas Rumah (BIRU).
Manfaat dari penggunaan biogas begitu terasa oleh Pak Suyono secara langsung, dari segi ekonomi dan kebersihan lingkungan kandang. Penghematan dari penggunaan tabung LPG setelah menggunakan biogas adalah sekitar Rp216.000,- per bulan. Kebersihan kandang dan lingkungan juga lebih terjaga sehingga bau kotoran hewan sudah tidak mengganggu Pak Suyono.
Tak hanya sebatas manfaat biogas yang dirasakan, namun, Pak Suyono juga merasakan manfaat bio-slurry (ampas biogas) sebagai pupuk alami pengganti pupuk anorganik untuk pertaniannya. Hanya dalam waktu minimal 15 hari, Pak Suyono dapat melihat hasil bio-slurry dengan perkembangan akar dan batang tanaman yang semakin besar. Hingga saat ini Pak Suyono sudah menggunakan bio-slurry untuk tanaman pertaniannya seperti sayuran, rumput gajah, rumput odot, dan nutrisi hidroponik sayuran daun. Berkat bio-slurry Pak Suyono dapat menghemat hingga Rp324.000,- per musim tanam dari pengeluarannya untuk pupuk anorganik.
Potensi berbisnis untuk penambahan penghasilan dari pemanfaatan bio-slurry juga dilihat oleh Pak Suyono, namun, untuk saat ini Pak Suyono butuh strategi lebih lanjut untuk penekanan biaya angkut yang masih cukup mahal. Dengan berbagai manfaat yang dirasakan oleh Pak Suyono dari penggunaan biogas, beliau bertekad untuk terus memakai biogas selama masih beternak sapi perah.