Lokakarya: Menggali Potensi Pemanfaatan Gulma Eceng Gondok di Kalimalang
Bekasi – Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Energi (YRE) menunjukan bahwa kualitas air baku Saluran Tarum Barat (Kalimalang) di beberapa titik saat ini berada pada status cemar sedang hingga berat, mengacu pada Permenkes No.492 tahun 2010 sebagai air minum dan PP No.22 tahun 2021 sebagai sungai kelas I. Salah satu indikasi terjadinya pencemaran di Kalimalang adalah tumbuh suburnya tanaman eceng gondok. Tidak terkendalinya pertumbuhan eceng gondok yang menyebabkan kerusakan ekosistem air dan menghambat laju aliran air, mengakibatkan sedimentasi yang menutup badan air, sehingga menurunkan pencahayaan dan oksigen di bawahnya. Oleh karena itu, YRE bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) melalui Patriot Desa Kabupaten Bekasi berinisiatif mengadakan lokakarya komunitas untuk mengedukasi masyarakat supaya mampu mengolah eceng gondok menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Kegiatan ini merupakan rangkaian aktivitas dari program Melihat, Berbagi dan Bekerja untuk Kalimalang (HATI Kalimalang).
Lokakarya bertajuk “Menggali Potensi Pemanfaatan Gulma Eceng Gondok di Kalimalang” ini diselenggarakan pada Kamis (30/03) di Gedung Graha Pariwisata, Cikarang Timur. Lokakarya ini dihadiri oleh sekitar 110 orang peserta dari ragam kelompok dan organisasi masyarakat di Kabupaten Bekasi seperti Ibu-ibu PKK, Karang Taruna, Kelompok Tani, Kelompok Pengrajin dan perwakilan 16 (enam belas) desa di Kabupaten Bekasi. Lokakarya komunitas ini merupakan bagian awal dari proyek HATI Kalimalang dalam menginisiasi aksi rintisan yang diimplementasikan melalui pemberdayaan dan pembinaan kelompok masyarakat dalam pengelolaan pemanfaatan eceng gondok. Kegiatan pemberdayaan dan pembinaan yang dinamai Bina Tarum Mandiri ini akan dimulai pada Mei 2023.
Pada lokakarya komunitas ini menghadirkan dua pembicara utama yaitu Bapak Indra Darmawan dari Bening Saguling Foundation, dan Bapak Yudha Hartanto dari INAGRO. Pada sesi diskusi yang dipandu oleh Jihan Ahmad (Team Leader HATI Kalimalang) sebagai moderator, Bapak Indra berbagi pengalaman bagaimana ia dengan Saguling Foundation berhasil mengubah pola pikir warga di waduk Saguling untuk mengolah sampah dan eceng gondok menjadi sesuatu yang menghasilkan profit. Sementara itu, Bapak Yudha membagikan pengetahuannya mengenai potensi pengolahan eceng gondok menjadi kompos.
Selain menghadirkan dua pembicara utama, pada sesi diskusi juga hadir Ibu Rini Widiowati selaku Asisten Manager Unit Bisnis Perum Jasa Tirta II. Ibu Rini mengungkapkan bahwa eceng gondok menjadi salah satu masalah penting yang harus diselesaikan. Kemudian Bapak Bagus Dwi Widya, Divisi Umum & Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perum Jasa Tirta II, membagikan pengalamannya bersama kelompok masyarakat di Jatiluhur mengubah eceng gondok menjadi humus aktif dan enzimatik. Enzimatik ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk menjernihkan air yang keruh di sungai dan saluran toilet yang tersumbat.
Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dibagikan tersebut, diharapkan program Bina Tarum Mandiri ini nantinya mampu menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengolah eceng gondok menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, serta mendorong masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan khususnya Kalimalang.
Ditulis oleh: Primagia Anugrah Lestari
Disunting oleh: Fauzan Ramadhan