Lokakarya Perencanaan dan Pembiayaan Energi Terbarukan Skala Komunitas
Energi terbarukan masih diasosiasikan sebagai teknologi yang eksklusif di masyarakat, tidak praktis, dan memerlukan biaya yang mahal. Padahal, pemanfaatannya sangat memberikan dampak positif bagi usaha milik kelompok masyarakat di desa. Praktik baik penggunaan energi terbarukan di masyarakat tingkat tapak telah banyak diterapkan, salah satunya biogas yang membantu masyarakat dalam pengelolaan limbah organik dengan konversi menjadi gas untuk kebutuhan memasak. Penggunaan energi terbarukan di skala komunitas juga diterapkan pada aktivitas usaha biji kopi salah satunya oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kaki Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Salah satu kendala masyarakat untuk mengakses energi terbarukan adalah terkait pembiayaan. Untuk itu, Yayasan Rumah Energi (YRE) melalui proyek Pro Women for Renewable Energy melaksanakan Lokakarya Perencanaan dan Pembiayaan Energi Terbarukan Skala Komunitas. Lokakarya ini diselenggarakan bertujuan untuk memfasilitasi diskusi para pemangku kepentingan dan kelompok masyarakat di NTB. Diskusi yang terbangun diharapkan menjadi langkah awal untuk saling memahami permasalahan dan tantangan yang ada, sehingga dapat diketahui dan dicari bersama-sama solusinya.
Dalam pelaksanaannya, Bapak Trois Dilisusendi yang mewakili Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan terkait kebijakan dalam perencanaan dan pembiayaan energi terbarukan. Pada lokakarya ini kelompok masyarakat juga diberikan kesempatan untuk membagikan pengalaman penggunaan dan manfaat energi terbarukan. Selanjutnya, dipaparkan pengamatan oleh akademisi terkait pengembangan energi terbarukan dalam skala komunitas.
“Pengguna energi listrik di sektor komersial kecil seperti UMKM dan rumah tangga sangat besar, sehingga apabila ingin pengembangan energi terbarukan yang harus dilakukan adalah menyasar ke sektor sektor kecil dan rumah tangga” – Rosmaliati, Akademisi, Universitas Mataram.
Pengembangan energi terbarukan memiliki nilai investasi yang cukup besar, walaupun secara jangka panjang akan menguntungkan karena mampu memberikan penghematan. Oleh karena itu, dibutuhkan edukasi terhadap lembaga keuangan terkait yakni koperasi mengenai keuntungan dalam investasi energi terbarukan agar dapat mendukung pembiayaan energi terbarukan bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penilaian, peserta lokakarya yang berasal dari unsur lembaga keuangan yaitu koperasi mayoritas setuju untuk berkontribusi dalam isu energi terbarukan. Ini tentu menjadi sinyal positif jika sinkronisasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan kelompok masyarakat dapat terjadi, maka pengembangan energi terbarukan dapat dilakukan secara masif dan tepat sasaran.