Kolaborasi YRE dan PHR untuk Transisi Energi Berkeadilan melalui Aktivasi Desa Energi Berdikari Berbasis Biogas di Kampar dan Pekanbaru

Pekanbaru – Senin (10/6) Yayasan Rumah Energi (YRE) dan Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan menggelar kegiatan Aktivasi Desa Energi Berdikari (DEB) Berbasis Biogas di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Pekanbaru.  

Kegiatan aktivasi ini merupakan upaya untuk mensosialisasikan program DEB Berbasis Biogas kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan, sekaligus mendemonstrasikan secara langsung bagaimana penggunaan teknologi energi terbarukan biogas dan pemanfaatan bio-slurry (ampas biogas) yang merupakan produk turunan biogas. Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas ESDM Provinsi Riau, perwakilan Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar, perwakilan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, perangkat Desa Mukti Sari, Muspika Kecamatan Tapung, SKK Migas Perwakilan Sumbagut hingga tokoh masyarakat setempat.  

Kepala Desa Mukti Sari Bapak Waryono mengawali sambutannya dengan ucapan terima kasih atas pembangunan biogas untuk masyarakat desa Mukti Sari. Ia menjelaskan bahwa dampak biogas tak hanya dirasakan manfaat gas – nya sebagai kebutuhan memasak sehari-hari, namun pemanfaatan bio-slurry menjadi Pupuk Organik Cair (POC) juga telah dapat dipasarkan ke luar Pekanbaru. 

“Pemasaran sudah berjalan, bahkan POC ini sudah dipakai oleh petani sawit di Minas, Kabupaten Siak. POC ini juga sudah dikirim ke Jawa Barat, dipakai oleh petani padi dan menurut informasi, hasil panen meningkat dari 4 ton menjadi 6 ton setelah menggunakan POC produk dari kelompok pemilik biogas.” Ujarnya.  

Manager CSR PHR WK Rokan Pinto Budi Bowo Laksono menjelaskan bahwa PHR sebagai salah satu pilar penyangga energi nasional berupaya untuk mendukung kemandirian masyarakat melalui program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Ia menyampaikan, DEB merupakan program  tematik Pertamina yang disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Seperti di daerah Kampar yang merupakan area kerja PHR ini, banyak ternak sapi sehingga bisa dimanfaatkan kotorannya untuk biogas. 

“DEB ini merupakan salah satu program TJSL pilar lingkungan dan ekonomi Pertamina Persero dan Pertamina Hulu Energi (PHE), yang merupakan sub-holding upstream yang kemudian  turut diadopsi oleh PHR WK Rokan dan telah diimplementasikan oleh PHE di seluruh Indonesia. Salah satunya berada di wilayah kerja Rokan. Program DEB memanfaatkan energi terbarukan seperti surya, air, angin, dan biogas untuk pengurangan emisi karbon, percepatan transisi energi bagi masyarakat, dan mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060.” Katanya. 

Selanjutnya, peserta dan tamu undangan yang hadir juga diajak untuk berkunjung langsung ke lokasi penerima manfaat biogas dengan dipandu oleh Program Manager Biogas Rumah YRE Krisna Wijaya. Ia menjelaskan secara rinci terkait komponen-komponen biogas dan cara penggunaannya. Kunjungan juga dilakukan ke demplot kebun sayuran milik Bapak Darman, salah satu penerima manfaat program. Peserta dan tamu undangan juga berkesempatan mengunjung booth yang memamerkan produk-produk yang dihasilkan dari keluaran biogas seperti POC Prima Bio-slurry dan Prima Bio-slurry Padat, sayur-sayuran dan buah-buahan yang dipupuk menggunakan bio-slurry, dan produk UMKM makanan ringan yang diolah oleh kelompok Srikandi yang memanfaatkan biogas untuk memasak produk makanan. 

Secara keseluruhan, program DEB Berbasis Biogas telah membangun instalasi biogas untuk 22 KK di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, dan 1 KK di Kelurahan Maharani, Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekan Baru. Penerima manfaat langsung program ini berjumlah 150 orang dan penerima manfaat tidak langsung sebanyak 21 orang dari pembeli dan pengguna Pupuk Organik Padat (POP) dan POC. Program ini juga membangun 12 unit demplot rumahan dan 2 demplot terintegrasi yang dimanfaatkan untuk penggunaan produk turunan biogas yakni POP dan POC. Sedangkan, reduksi emisi yang dihasilkan mencapai 56,8 ton CO2E per tahun dari pengelolaan limbah organik sebanyak 319,4 ton.  

Pelaksanaan program DEB Berbasis Biogas merupakan wujud nyata dari Transisi Energi Berkeadilan di masyarakat tingkat tapak. Pelibatan masyarakat dalam akses energi terbarukan bukan hanya soal penghematan ekonomi dan kebersihan lingkungan, tapi lebih jauh lagi bagaimana semangat mewujudkan Transisi Energi Berkeadilan justru bisa dimulai dari masyarakat di level tapak. Dengan demikian, wacana Transisi Energi Berkeadilan bukan hanya menjadi isu dan pembahasan di tatanan kebijakan saja, tapi juga menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat. 

19 Juni 2024