Membumikan Koperasi Hijau, Menggalang Kekuatan Akar Rumput

Membumikan-Koperasi-Hijau,-Menggalang-Kekuatan-Akar-RumputMembumikan-Koperasi-Hijau,-Menggalang-Kekuatan-Akar-Rumput

Bencana hidrometeorologi yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia seperti di Sukabumi beberapa waktu lalu merupakan bukti nyata perubahan iklim. Cuaca ekstrem yang melanda menjadi penyebab bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga tanah longsor. Perubahan iklim telah menjadi masalah serius yang perlu diatasi bersama. Pelibatan berbagai pihak diharapkan dapat berdampak pada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 

Rumah Energi melalui gerakkan Koperasi Hijau berupaya mendorong pelibatan koperasi dalam memobilisasi pendanaan iklim. Di rural area, sebagian besar anggota koperasi berprofesi sebagai petani dan peternak, yang seringkali terdampak langsung perubahan iklim. Koperasi dinilai memiliki modal kapital dan modal sosial yang kuat untuk menjangkau mereka yang terdampak perubahan iklim. Oleh karena itu, sejak tahun 2023 hingga saat ini Rumah Energi terus mendorong koperasi-koperasi di daerah untuk turut mengambil peran dalam gerakkan Koperasi Hijau.  

Salah satu upaya yang dilakukan menggencarkan Koperasi Hijau adalah melalui pertemuan dengan koperasi-koperasi yang memiliki potensi maupun yang telah memiliki pengalaman menerapkan usaha yang ramah lingkungan. Rumah Energi melaksanakan pertemuan dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Pertemuan tersebut disambut baik oleh Sekretaris KPSBU Lembang, drh. Ramdan Sobahi. Menurut Pak Ramdan, saat ini kebijakan yang dibutuhkan oleh koperasi adalah perlindungan bisnis dan legal koperasi yang dianggap cukup sulit didapatkan apalagi dengan koperasi kecil. Beberapa koperasi telah menerima bantuan pinjaman yang diberikan pemerintah, namun tidak membuat koperasi kecil dapat berkelanjutan.  

Ada pun hal-hal yang masih perlu ditingkatkan lainnya adalah pengetahuan pemasaran digital bagi pekerja di koperasi dan literasi keuangan bagi peternak, sehingga mereka mampu mengelola keuangan keluarga yang berdampak pada kesejahteraan. Harapannya, koperasi dapat menghimpun dana untuk pengelolahan yang lebih baik dari peternak. Ditambah lagi, setiap tahunnya ada penambahan 600 ekor sapi perah, berbanding terbalik dengan lahan untuk pengembangan peternakan yang semakin berkurang karena adanya pembangunan pemukiman atau industri yang lain. Pakan dan lahan hijauan menjadi hal krusial namun semakin terbatas, diharapkan dibawah pemerintahan Presiden Prabowo yang menjadikan kemandirian pangan sebagai fokus utama dan memasukan susu sebagai salah satu komposisi program makan bergizi, dapat menjadi penyemangat peternak dalam melanjutkan usahanya. 

Di kesempatan lain, Rumah Energi juga melaksanakan audiensi dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan. Selain pengambilan data survey serta diskusi, tujuan pertemuan ini juga untuk melihat sejauh mana pemangku kepentingan khususnya di daerah memahami isu lingkungan dan perubahan iklim yang terjadi di daerahnya. Pertemuan disambut oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan, Ibu Indriastuti yang menjelaskan bahwa Koperasi Hijau atau koperasi ramah lingkungan masih awam dan merupakan hal baru bagi mereka, karena saat ini masih berkutat dalam pembenahan tata kelola koperasi yang masih menjadi fokus utama oleh dinas koperasi. Proyeksinya bahwa koperasi hijau akan difokuskan kepada koperasi produksi seperti koperasi peternak dan pertanian yang kini juga menjadi fokus pemerintah sebagai salah satu aktor pemasok pangan nasional. Meski regulasi pemerintah tingkat nasional dan daerah mengenai koperasi hijau belum ada, namun kerja-kerja baik di daerah bisa tetap dilakukan dan digaungkan, di samping keterbatasan anggaran dan APBD dan APBN untuk melakukan pendampingan bagi koperasi maupun peternak dan petani.  

Melalui pertemuan baik ini, Ibu Indriastuti juga mengundang Rumah Energi untuk hadir dalam Forum Komunikasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Provinsi Sulawesi Selatan yang akan dilaksanakan tahun 2025 untuk sosialisasi langsung terkait program Koperasi Hijau kepada jajaran OPD Provinsi Sulawesi Selatan yang akan dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas. Harapannya adalah program Koperasi Hijau dapat menjangkau sekitar 4.000 koperasi di daerah Sulawesi Selatan. 

Kegiatan pertemuan maupun audiensi masih akan terus dilakukan demi mendorong proses konsolidasi gerakkan Koperasi Hijau. Harapannya, lebih banyak lagi koperasi atau pun dinas koperasi yang memiliki kesadartahuan dan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan, sehingga nantinya akan mendukung dan bahkan turut menerapkan praktik usaha atau bisnis yang berkelanjutan. Jika koperasi hijau dapat diterapkan secara masif, bukan tidak mungkin upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dapat digerakkan dari tataran masyarakat akar rumput. 

 

Ditulis oleh: Jenni Irene Connie 

Disunting oleh: Fauzan Ramadhan 

13 Desember 2024