Esensi Kembali ke Fitri dan Penerapan Mindful Consumption

Perayaan Idul Fitri atau Lebaran telah berlalu. Setelah sebulan penuh berpuasa, kita merayakan momen kemenangan bersama keluarga dan kerabat. Kumpul keluarga identik dengan sajian hidangan yang melimpah, pakaian serba baru, hingga berbagi Tunjangan Hari Raya (THR). Namun di tengah euforia perayaan, muncul pertanyaan: apakah semangat menahan diri selama Ramadan masih terjaga? 

Sejatinya, Ramadan merupakan latihan pengendalian diri, yaitu mempersiapkan diri untuk menghadapi bulan-bulan setelahnya. Namun sering kali justru saat Lebaran kita kerap kehilangan esensinya, karena konsumsi kita malah melonjak. Akan tetapi, tak jarang beberapa orang dengan kesadaran finansial juga berupaya untuk menahan diri dan tidak berperilaku konsumtif. Pertanyaan penting selanjutnya adalah: setelah Lebaran berlalu, apakah kita siap mengatur pola konsumsi? 

Konsep mindful consumption atau konsumsi dengan kesadaran mulai banyak digaungkan sebagai respons terhadap tren berlebihan ini. Secara sederhana, konsep ini mendorong individu untuk membeli dan menggunakan barang sesuai kebutuhan, mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari keputusan konsumsinya. Konsep ini sejalan dengan nilai-nilai islam yaitu tentang kesederhanaan. Bercermin pada Ramadan yang telah dilalui dengan menahan diri, mindful consumption menjadi sangat relevan untuk diterapkan karena selain berprinsip pada kecukupan dan kesederhanaan, juga berorientasi pada kebaikan untuk sesama manusia serta lingkungan. 

 

Ditulis oleh: Fauzan Ramadhan 

8 April 2025