Produksi susu Indonesia sebesar 2,6 juta liter/hari hanya mampu menyuplai 22-23% kebutuhan konsumsi susu nasional. Negara ini sangat bergantung pada susu bubuk impor dan para peternak sapi perah lokal tidak memiliki kemampuan dalam praktik peternakan yang baik, investasi infrastruktur, input berkualitas tinggi, dan akses terhadap air. Produksi susu lokal dihasilkan oleh 584.000 ekor sapi, dimana 40-50% populasi sapi merupakan sapi produktif dan didominasi oleh peternak rakyat dengan kepemilikan 2-3 ekor sapi/peternak produktif. Kementerian Pertanian Indonesia telah mengindikasikan adanya penurunan produksi susu sejak tahun 2019-2020 menjadi 947.685 ton pada tahun 2020. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan nasional, meningkatkan penghidupan para peternak sapi perah skala kecil dan memenuhi prioritas nasional dalam memerangi stunting, Kementerian Pertanian Indonesia Pemerintah telah menetapkan target untuk sektor susu dengan meningkatkan populasi sapi perah, produktivitas, kualitas susu, membuka akses pembiayaan dan membangun kemitraan di industri.
Di Indonesia, peternak sapi perah lokal menghadapi tantangan berupa rendahnya produktivitas ternak, rendahnya kualitas susu, terbatasnya pengetahuan tentang Praktik Peternakan Sapi Perah yang Baik, terbatasnya akses terhadap pembiayaan untuk membeli dan meningkatkan kualitas input, serta terbatasnya akses terhadap praktik dan teknologi pengelolaan limbah. Dalam konteks Indonesia, peternak sapi perah sangat bergantung pada koperasi lokal dalam hal pendanaan, masukan dan berbagi pengetahuan. Meskipun demikian, koperasi lokal juga menghadapi tantangan serupa yaitu: terbatasnya kapasitas pengelolaan peternakan dan kesehatan, model bisnis, pengelolaan keuangan dan organisasi. Karena ketergantungan ini, intervensi perlu dilakukan pada kedua pihak.
Oleh karena itu, Yayasan Rumah Energi, Sari Husada, Danone Ecosystem dan PRISMA telah membentuk proyek kolaborasi yang berkontribusi terhadap hasil-hasil berikut: Peningkatan Kapasitas dan Pengetahuan: Melatih dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, keterampilan dan ketahanan bagi koperasi dan petani pada akhirnya -mengakhiri praktik pertanian yang baik; Penguatan Infrastruktur: Investasi pada perangkat keras untuk meningkatkan kualitas susu, menyiapkan sistem penelusuran untuk transparansi dalam rantai nilai dan produktivitas sapi perah; Memulai uji coba dan inovasi: Menguji uji coba skala kecil untuk meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas, dan peningkatan kualitas kerja peternak untuk perbaikan praktik di masa depan serta Peningkatan pengelolaan lingkungan bagi peternak sapi perah skala kecil: Investasi pada peralatan untuk mengurangi emisi metana dan menyediakan air yang lebih mudah mengakses.